Ibu adalah sosok sentral bagi kehidupan anak-anaknya. Ialah yang paling menentukan proses pembentukan kepribadiaan seorang anak.
Ungkapan anak yang baik akan lahir dari Ibu yang baik dan ungkapan surga dibawah telapak kaki Ibu sudah sangat popular di kalangan masyarakat. Tidak hanya di komunitas muslim, nonmuslim pun mengenalnya. Ungkapan tersebut dipahami masyarakat sebagai suatu kewajiban bagi setiap anak yang ingin memperoleh surga agar menghormati dan berbakti dengan sepenuh hati kepada Ibunya.
Keridhoan dan kemurkaan Ibu merupakan hal yang sangat dapat menentukan sikap Allah kepada hambanya. Islam melihat bahwa sosok Ibu adalah sosok teramat penting. Bagaimana tidak, syurga dan neraka bagi seorang hamba sangat bergantung pada pola sikap sang Ibu. Jika sang Ibu berhasil mendidik dan memberi arahan, sang anak pun teramat berhak memperoleh nikmat surga. Namun sebaliknya jika sang ibu gagal, nerakalah yang lebih berhak menyambut.
Ibu, memang sosok sentral bagi kehidupan anak-anaknya. Ialah yang paling menentukan dalam proses pembentukan kepribadiaan seorang anak. Ada sebuah ungkapan :
?Ibu adalah sekolah yang apabila engkau persiapkan berarti engkau telah mempersiapkan sesuatu generasi yang mempunyai dasar yang baik.?
Maksudnya, ibulah yang mempunyai peran yang teramat urgen dalam mempersiapkan sebuah generasi pengganti, generasi pelanjut tongkat estafet di kehidupan mendatang. Persiapan menjadi seorang Ibu yang baik bukanlah sebuah pekerjaan sederhana. Banyak orang yang salah memahami bahwa gelar ?Ibu? secara otomatis berhak disandang siapapun asalkan Ia sudah menikah dan mempunyai anak.
Pemahaman seperti ini tentunya sangat memprihatinkan. Tidak sedikit orang yang menikah tanpa mempersiapkan diri dan membuat agenda kerja setelah nikah. Contoh sederhana, seorang calon Ibu belum mengetahui pola menu yang baik bagi keluarganya sehingga bagaimana mungkin generasi yang kelak di didiknya akan menjadi generasi yang unggul. Atau contoh lain, seorang Ibu yang kurang mempunyai pengetahuan tentang akhlakul karimah tidak mungkin dapat kita harapkan akan menghasilkan generasi berakhlak mulia.
Teramat berat memang tugas yang di emban seorang ibu, sehingga memang layak Allah menyediakan aneka kenikmatan surgawi bagi kaum Ibu. Uraian di atas tak dimaksudkan menggurui atau mengajari. Namun, sekadar pengingat bagi kita bukan hanya kaum ibu bahwa mempersiapkan generasi haruslah dimulai dengan mempersiapkan calon Ibu seperti halnya yang diungkapkan Umar bin Khotob r.a tentang kewajiban orang tua bagi anaknya, antara lain: memilihkan calon ibu bagi anak-anaknya, memberi nama yang baik, dan mengajarkan Al Quran.
Intinya, tidak ada alasan bagi kita untuk berlindung dengan argumen bahwa kita masih muda, masih sekolah, masih pelajar,dan sebagainya. Persiapan dini adalah hal yang terbaik. Dan persiapan tersebut bisa dimulai dengan belajar dan beribadah secara lebih bersungguh-sungguh. Jangan tunda ketika waktu untuk mempersiapkan diri sudah tiada. Wallohu?alam bishshowab.
Nana Suryana, S.Pd.